education

Buruknya Pendidikan Di Indonesia

1295094682_157338967_1-Bimbingan-Belajar-Les-Privat-SD-SMP-SMA-di-Semarang-Bimbingan-Belajar-Les-Privat-SD-SMP-SMA-di-Semarang

Post-an kali ini menyangkut tentang pendidikan di Indonesia. Kalian tau gak 5 besar Negara dengan Sistem Pendidikan terbaik berasal dari Asia.

Berikut daftar lima negara dengan pendidikan terbaik versi OECD

1. Singapura

2. Hong Kong

3. Korea Selatan

4. Jepang

5. Taiwan

Nah, kalian tau gak Indonesia ada diurutan keberapa dalam daftar tersebut? Indonesia ada di nomor urut 69 dari total 78 negara anggota OECD ( Organisation for Economic Co-operation and Development ). Wahh bisa dibayangin dong Indonesia masuk 10 besar pendidikan terbawah. Dan bahkan tertinggal sangat jauh dengan negara Asia Tenggara lainnya. Berada dibawah Malaysia (52), Thailand (47), bahkan Vietnam secara mengejutkan berada diperingkat 12 versi OECD. Miris memang 😣😢

Apa sih yang membuat pendidikan Indonesia tertinggal? padahal seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki sangat banyak generasi muda yang produktiv. Seperti ditahun ini saja Indonesia sudah meraih Juara Umum ke-3 International Earth Science Olympiad ( IESO ) di Brazil, di tahun ini juga Indonesia meraih medali emas diajang Olimpiade Sains InternasionalBidang Geografi dan sangat banyak prestasi lain yang ditorehkan Indonesia didunia Internasional. Bahkan ilmuwan dunia banyak yang melakukan penilitian di Indonesia karena di ajang perlombaan Sains international, Indonesia sering memboyong medali emas. Indonesia semestinya sangat berpotensi. Namun apasih yang membuat potensi tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan? Nah menurut aku ada beberapa kendala. Langsung aja, check this out…

1. Kurangnya Apresiasi

Seperti yang kita ketahui, banyak pihak yang tidak meng-apresiasi kinerja bibit unggul yang ada di Indonesia. Mulai dari pihak sekolah, pihak masyarakat, Bahkan sampai pihak pemerintahan. Mereka bahkan ada yang tidak menghargai karya anak dalam negeri yang akhirnya karya tersebut diakui pihak dari negara lain. Dalam hal ini siapa yang patut disalahkan? si Pencipta? tentu salah besar jika menyalahkan Anak Bangsa yang telah berusaha menciptakan dan mengekspresikan karyanya namun tidak dihargai.

Sebagai contoh : Ricky Elson menciptakan mobil sedan listrik yang awalnya dipelopori oleh Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Namun setelah 2 tahun berlalu, mobil tersebut telah siap. Tetapi dinyatakan tidak layak produksi oleh Negara kita, INDONESIA. Hingga akhirnya mobil tersebut diakuisasi oleh negara tetangga kita, Malaysia. Sungguh ironis, karya anak bangsa yang tidak diterima oleh bangsanya.😥😓

2. Rendahnya Kualitas Tenaga Pendidik

Keadaan tenaga pendidik di Indonesia juga sangat memprihatinkan. Banyak guru Indonesia yang dinyatakan tidak layak mengajar. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu banyak oknum tenaga pengajar yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadinya perilaku menyimpang yang disebabkan oleh oknum guru. Misalnya : Pelecehan seksual, Kekerasan, dll

3. Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan di negara-negara dengan kualitas pendidikan tertinggi di dunia sebagian besar ialah gratis. Contohnya Finlandia yang notabennya saat ini berada di peringkat 6 Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia tidak memungut biaya sedikitpun ( bebas biaya pendidikan ) alias gratis! bahkan semua tenaga pendidiknya dibiayai pemerintah untuk meraih gelar Master. Bayangkan dengan Indonesia, yang walaupun sudah melaksanakan wajib belajar 12 tahun dan memiliki banyak dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) namun tak jarang sekolah di Indonesia memungut biaya bagi para siswanya. Mulai dari biaya awal masuk, Biaya Pembangunan, iuran bulanan, dll. Yang dimana dana tersebut jumlahnya bisa sampai jutaan rupiah. Sementara penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,7 Juta jiwa. Bayangkan bagaimana mereka mampu melanjutkan pendidikan mereka? Apakah bantuan dari pemerintah sudah dapat diyakini tersalurkan secara merata? toh, kenyataan dilapangan bantuan yang tersalurkan sangat tidak merata dan bahkan ada pihak tertentu yang menggunakan uang tersebut untuk keperluan pribadi. Oleh sebab itu banyak generasi muda Indonesia yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi Indonesia namun putus sekolah😥

Sebenarnya banyak hal  lain yang membuat Pendidikan Indonesia kurang jika dibanding negara lain. Misalnya : Rendahnya sarana dan prasarana, Kurikulum yang tidak konsisten dan sering berubah, Pendidikan yang tidak sesuai minat siswa, dll. Jika ada tambahan bisa ditambahkan di kolom komentar😊

Learning is a treasure that will follow its owner everywhere.  ~Chinese Proverb

Ditulis oleh Raudhatul Jannah

 

20 tanggapan untuk “Buruknya Pendidikan Di Indonesia

  1. Eh biaya pendidikan di Indonesia gak terlalu tinggi kok, bandingin sama negara Jepang misalnya, Indonesia udah termasuk murah banget. Disana sekolah sampai SMA emang gratis tapi biaya kuliahnya minta ampun, makanya banyak lho yang disana gak kuliah. Bedanya, disana anak lulusan SMA udah langsung bisa kerja sekalipun bukan sekolah kejuruan (SMK). Apa yang membedakan?

    Jawabannya: kurikulum dan sistem pendidikan. Ini yang belum dibahas.
    Disana, anak diajarkan mandiri, bebas bikin klub (semacam ekstrakulikuler) apa aja, klubnya bisa sampai ratusan, hasilnya anak2 jadi lebih banyak tahu variasi pekerjaan yang bisa mereka ambil setelah lulus. Apa di sekolah Indonesia ada ekstrakulikuler memasak? Gak ada, padahal anak2 bisa jadi juru masak atau penjual makanan setelah mereka lulus.
    Karena variasi pekerjaan yang mereka tahu dikit, makanya target pekerjaan yang ingin mereka capai cuma satu, yaitu jadi PNS, gak heran kalau hampir 70% duit negara dan daerah kita habis buat gaji PNS.

    Kurikulum di Indonesia juga gak update, negara lain sedang sibuk membahas apakah aves dan reptil itu bisa dijadikan satu golongan, tapi kita masih diajarkan untuk membagi kingdom animalia jadi 5, itu udah kuno banget. Negara lain membahas teori abiogenesis terbaru, kita masih diajarkan tentang eksperimen Redi dan Spallanzani yang dilakukan di abad ke 16, kan lucu. Zaman Belanda aja itu udah lewat.

    Oh ya, dan di sekolah kita juga gak diajarin menerima kenyataan, misalnya di sekolah para siswi dilarang dandan malah ada yang maksa biar berkepang 2 kayak anak SD, padahal dandan itu termasuk skill, kenyataannya emang cwek yang bisa dandan peluang kerjanya lebih baik.

    Suka

    1. Jepang kan sudah jadi negara maju. Bandingkan dengan Indonesia yg biaya pendidikannya tidak merata. Sebagian sekolah mahal, sebagian kategari murah. Tapi bagi rakyat miskin Rp.100.000 aja terkadang susah. Blm lagi biaya seragam dan membeli buku. Sedangkan makan saja susah. Swperti yg sudah dibahas jumlah rakyat miskin di Indonesia 27,7juta jiwaa

      Suka

  2. kurikulum di indonesia perlu di evaluasi kembali, apa lagi K13, mata pelajaran yang terlalu banya di tambah lagi Lintas Minat, yang mengharuskan kita untuk mempelajari pelajaran jurusan lain, dan lagi pelajaran peminatan dan wajib yang di bedakan seperti matematika wajib dan peminatan atau sejarah wajib dan peminatan jadi di akhir semester siswa harus mengikuti Uujian dua kali dengan mata pelajaran yang sama tentu ini menambah beban bagi siswa, bahkan kurikulum negara malaysia masih rendah dibandingkan kita. kalau masalah uang sekolah sih indonesia kan punya dana bos, yang menurut saya uang sekolah masih bisa dijangkau, tapi yang menjadi kendalanya adalah dimana fasilitas transportasi yang mungkin menghalangi mereka, karena indonesia ini luas jadi pembangunannya juga belum merata, untuk itu pemerintah harus mengevaluasi lagi kurikulum indonesia yang terlalu tinggi dan lebih memperhatikan wilayah wilayah pelosok agar tidak menjadi hambatan anak anak menutut pendidikan.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar